Bagi Aipda Edwien, panggilan telepon yang berdering selasa subuh (16/12) pada pukul 03.00 WITA dini hari tadi bukanlah sekadar laporan gangguan kamtibmas biasa. Suara di ujung telepon itu membawa kabar tentang sebuah nyawa yang sedang bertaruh waktu di Desa Sumber Rejeki. Seorang ibu hamil harus segera mencapai rumah sakit, sementara akses jalan telah hilang ditelan luapan Sungai Balangan.
Tanpa membuang waktu, Kanit Propam Polsek Juai ini segera berkoordinasi dengan rekannya Koramil Serka ali ahmad dari Koramil Juai. Dalam benaknya hanya ada satu tujuan yaknj ibu tersebut harus sampai ke RS Balangan sebelum fajar menyapa.
”Saat itu yang terlihat hanya hamparan air dan gelap gulita,” kenang Edwien. Dengan bermodalkan perahu kayu kecil dan lampu senter yang cahayanya terbatas, ia dan anggota Koramil membelah arus sungai yang mulai meninggi.
Dinginnya angin malam merasuk hingga ke tulang, namun adrenalin mengalahkan segalanya. Edwien menceritakan bagaimana ia harus menjaga keseimbangan perahu dengan sangat hati-hati.
”Kondisi air cukup dalam dan arusnya terasa di beberapa titik. Kami tidak boleh gegabah, karena kami membawa dua nyawa dalam perahu ini,” ujarnya.
Saat proses evakuasi berlangsung, suasana di atas perahu begitu hening, hanya terdengar arus air yang menderu pelan dan rintihan pelan sang ibu yang menahan kontraksi. Edwin sesekali memberikan kata-kata penyemangat, memastikan bahwa bantuan sudah dekat.
Baginya, momen paling mendebarkan adalah saat memindahkan sang ibu dari daratan ke perahu, lalu dari perahu ke mobil evakuasi di Desa Mungkur Uyam. Dalam keremangan cahaya senter, Edwein memastikan setiap langkah kaki sang ibu aman di atas papan perahu yang licin.
”Ada rasa haru sekaligus tegang. Di tengah bencana seperti ini, kita melihat betapa berharganya sebuah perjuangan untuk hidup,” tambahnya.
Bagi Aipda Edwien, aksi dini hari tadi bukan sekadar menjalankan perintah atasan atau tuntutan profesi sebagai anggota Polri. Ini adalah panggilan nurani. Seragam cokelat yang dikenakannya malam itu basah oleh percikan air sungai, namun ada kepuasan yang tak ternilai saat melihat sang ibu akhirnya bisa diberangkatkan menuju RS Balangan.
”Kami hanya perpanjangan tangan. Syukur alhamdulillah, sinergi kami dengan TNI berjalan lancar. Yang terpenting adalah keselamatan warga,” pungkasnya rendah hati.
Kini, setelah fajar menyingsing, Aipda Edwien kembali ke posnya. Tugasnya mungkin berlanjut untuk memantau banjir, namun cerita tentang perahu kayu di pukul tiga pagi itu akan selalu tersimpan sebagai salah satu penugasan paling berkesan dalam pengabdiannya di Polsek Juai.
Aksi sigap ini mendapat perhatian khusus dan apresiasi mendalam dari Kapolres Balangan, AKBP Yuliannor Abdi. Ia menyatakan rasa bangga atas dedikasi yang ditunjukkan oleh anggotanya di lapangan, yang tidak ragu bertaruh nyawa demi keselamatan warga.
”Saya secara pribadi dan selaku pimpinan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada anggota polres Balangan dan rekan dari Koramil Juai. Apa yang mereka lakukan pukul tiga dini hari tadi adalah wujud nyata dari pengabdian tanpa batas,” ujar AKBP Yuliannor Abdi dengan nada bangga.
Menurut Kapolres, tindakan tersebut bukan sekadar menjalankan tugas administratif, melainkan bukti bahwa Polri hadir sebagai pelindung dan penolong masyarakat di saat-saat paling kritis.





%20Polri%20Untuk%20Masyarakat%20(1%20M%20x%203%20M).jpg)






.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)





